Senin, 25 Februari 2013

TEKNIK PHOTOGRAPHY

Teknik untuk mendapatkan hasil foto yang bagus itu mudah koq, yang agak susah tu ... hmmphhh... di akhir tulisan aja yaa pembacaa... hehehe. Trus, jenis kamera bukan faktor utama yang menentukan bagus atau tidaknya suatu foto.

Ok deh dibawah ini pengetahuan dasar fotografi (inti-intinya aja ya, kalau dijabarkan wahhh bisa jadi buku deh heheheh). Fotografi manual/film keqnya dah bisa dibilang nyaris punah, hanya orang-orang tertentu yang masih menggunakannya atau seorang kolektor mania. Fleksibilitas, murah dan hematya fotografi digital telah menenggelamkan fotografi manual.

Langsung aje yee... ^_^

Jenis Kamera Digital


1. Point and Shoot (PAS)

Penggunaannya mudah, ukurannya relatif kecil (pocket/kompak), lensa tidak bisa diganti-ganti, harganya relatif murah. Misalnya kamera mobile phone dan kamera digital biasa.

2. Prosumer


Kamera pertengahan, ukuran dan harganya antara PAS & DSLR, kamera PAS yang memiliki beberapa kontrol manual, lensa tidak bisa diganti-ganti.

3. Digital Single Lens Reflect (DSLR)

Full manual control & otomatis, lensa fleksibel dapat diganti-ganti sesuai kebutuhan, ukurannya relatif besar, harganya relatif mahal.

Tahapan Foto Digital


1. Image Acquisition (Input)


Proses pengambilan foto (hmmm… disinilah perlunya teknik pengambilan foto).

2. Image Processing


Pengolahan foto dengan software ex. Adobe Kotoshop (T_T), ACD See, Corel Photo Paint (pokok é banyak deh…), disini tahapan untuk mengatur warna, pencahayaan lanjutan, ketajaman (sharpness), dan komposisi lanjutan (cropping)

3. Print Out (Output)


Karna penyesuaian (kalibrasi) warna monitor dengan warna print out… jadinya tahapan ini agak susah.

Klasifikasi Fotografi


Sebenarnya pengklasifikasian fotografi ini sulit dan bersifat subjektif, namun secara umum dapat dibagai atas 5 bidang yaitu:



  1. Lokasi dan Jenis Objek: Urban, Travel, Nature, Wild Life, Under Water Photography

  2. Aktivitas Manusia: Wedding, Event, Sport Photography

  3. Ilmu Pengetahuan (Science): Forensic, Science, Medical Photography

  4. Konsep: Art, Documentary, Advertising Photography

  5. Teknik/Peralatan Fotografi: Wide, Macro, Aerial Photography


Tips Teknik Mendapatkan Hasil Foto yang Bagus

Tips paling utama adalah sering mengamati foto-foto yang bagus. Semakin sering kita mengamati foto-foto yang bagus, lama-lama tanpa disadari kita akan memiliki sense foto yang bagus. Foto-foto yang sangat berkualitas, baik dari segi seni atau pemberitaan, diantaranya bisa dilihat lihat di National Geographic dan Kompas Image.


Trus, mengenai penggunaan alat nge jepret, kamera jenis apapun dari yang murahan hingga yang mahalan hihih... kalau memang benar-benar minat fotografi pasti gak kesulitan deh, pake aja tekni trial and error, sambil baca-baca juga buku manualnya.


Trusnya lagi, pahami benar Point of Interest (POI), ketahui benar objek yang mana yang mesti ditonjolkan, sehingga bila orang melihat foto itu, dia akan otomatis melihat POI tersebut.


Adapun faktor-faktor yang menentukan kualitas hasil foto menurut Rahmad Agus Koto (2012) adalah (zzzzz wkwkwkk emangnya jurnal apa...hihi..) adalah:


  1. Kondisi Objek

  2. Pencahayaan (Exposure)

  3. Warna

  4. Fokus/Ketajaman (Sharpness)

  5. Komposisi

  6. Sudut Pandang (Viewing Angel)


Kondisi Objek

Bisa dikatakan kondisi objek memiliki peranan penting dalam suatu foto yang bagus. Apakah ekspresi dari objek atau objek yang merupakan peristiwa yang unik atau jarang terjadi.

 

Pencahayaan (Exposure)

Masalah cahaya ni, ya tergantung tujuan foto diambil sih, bisa saja foto yang agak gelap atau terlalu terang malah bagus. Tapi secara umum pencahayaan yang bagus itu harus pas ^_^

 

Warna

Pengetahuan mengenai warna cukup penting juga dalam dunia fotografi loh. Seorang graphic designer, atau fashion designer paham benar memainkan warna. Colourlovers, di situs ini bisa belajar dan memahami warna dengan baik.

 

Fokus/Ketajaman (Sharpness)

Paling ngeselin deh liat foto yang kabur (bukan melarikan diri loh wkwkwwk), ya kan? Penggunaan manual fokus butuh latihan yang sering, untuk pemula make autofokus aja dulu.

 

Komposisi

Prinsip dasarnya adalah seimbang. Perhatikan orientasi yang cocok, portrait atau landscape, biasanya panorama atau objek yang jauh cocok menggunakan landscape, sedangkan objek yang vertikal cocok menggunakan portrait. Teknik komposisi lain diantaranya adalah Framing, Geometric dan Freedom
Prinsip Rule of Third sangat membantu untuk mendapatkan komposisi yang bagus. Dimana POI atau objek utama diposisikan di bahagian sepertiga bidang foto.
 

Sudut Pandang (Viewing Angel)

Nah, yang ini sangat dipengaruhi oleh sense seni si fotografer, dari sudut mana pengambilan foto yang menarik dan "menjelaskan" objek. Kalau mahir memainkan viewing angel dan komposisi, ntar bisa jadi Director of Photography loh.

LENSA KAMERA

  • Lensa Standar. Lensa ini disebut juga lensa normal. Berukuran 50 mm dan memberikan karakter bidikan natural.

  • Lensa Sudut-Lebar (Wide Angle Lens). Lensa jenis ini dapat digunakan untuk menangkap subjek yang luas dalam ruang sempit. Karakter lensa ini adalah membuat subjek lebih kecil daripada ukuran sebenarnya. Dengan menggunakan lensa jenis ini, di dalam ruangan kita dapat memotret lebih banyak orang yang berjejer jika dibandingkan dengan lensa standar. Semakin pendek jarak fokusnya, maka semakin lebar pandangannya. Ukuran lensa ini beragan mulai dari 17 mm, 24 mm, 28 mm, dan 35 mm.

  • Lensa Fish Eye. Lensa fish eye adalah lensa wide angle dengan diameter 14 mm, 15 mm, dan 16 mm. Lensa ini memberikan pandangan 180 derajat. Gambar yang dihasilkan melengkung.

  • Lensa Tele. Lensa tele merupakan kebalikan lensa wide angle. Fungsi lensa ini adalah untuk mendekatkan subjek, namun mempersempit sudut pandang. Yang termasuk lensa tele adalah lensa berukuran 70 mm ke atas. Karena sudut pandangannya sempit, lensa tele akan mengaburkan lapangan sekitarnya. Namun hal ini tidak menjadi masalah karena lensa tele memang digunakan untuk mendekatkan pandangan dan memfokuskan pada subjek tertentu.

  • Lensa Zoom. Merupakan gabungan antara lensa standar, lensa wide angle, dan lesa tele. Ukuran lensa tidak fixed, misalnya 80-200 mm. Lensa ini cukup fleksibel dan memiliki range lensa yang cukup lebar. Oleh karena itu lensa zoom banyak digunakan, sebab pemakai tinggal memutar ukuran lensa sesuai dengan yang dibutuhkan.

  • Lensa Makro. Lensa makro biasa digunakan untuk memotret benda yang kecil.

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KAMERA SLR DAN DSLR

Kamera SLR (single-lens reflex) atau Kamera refleks lensa-tunggal‎ adalah kamera yang menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas cahaya menuju ke dua tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder, sehingga memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti hasil fotonya.

Hal ini berbeda dengan kamera non-SLR, dimana pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film, karena kamera jenis ini menggunakan jajaran lensa ganda, 1 untuk melewatkan berkas cahaya ke Viewfinder, dan jajaran lensa yang lain untuk melewatkan berkas cahaya ke Focal Plane.

Kamera SLR menggunakan pentaprisma yang ditempatkan di atas jalur optikal melalui lensa ke lempengan film. Cahaya yang masuk kemudian dipantulkan ke atas oleh kaca cermin pantul dan mengenai pentaprisma. Pentaprisma kemudian memantulkan cahaya beberapa kali hingga mengenai jendela bidik. Saat tombol dilepaskan, kaca membuka jalan bagi cahaya sehingga cahaya dapat langsung mengenai film.

Pada SLR media penyimpan data gambar disimpan pada film 35MM (analog) tidak diperlukan proses digitalisasi, kompresi data sehingga gambar bisa langsung dilihat hasilnya pada film tersebut. Bila ingin memproses foto lebih lanjut gulungan film inilah yang dibawa ke laboratorium cuci cetak foto.

(Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex Camera) adalah kamera digital yang menggunakan mechanical mirror system dan pentaprisma unuk mengarahkan cahaya dari lensa menuju optical viewfinder yang berada pada kamera).

DSLR (Digital Single Lens Reflex) bekerja dengan sistem digital penuh sejak saat capture obyek foto oleh Image Sensor hingga penulisan pada memory card. Karena itu pada DSLR terdapat lebih banyak tombol dibanding SLR seperti pilihan ISO, White Balance, Preset Scenes, Resolusi dan lainnya, dan yang paling membedakan adalah tersedianya memory slot yang terkadang lebih dari 1.

Sedang kesamaan DSLR dan SLR adalah mekanisasi pengambilan obyek foto yang menggunakan satu lensa (single lens) yang sama untuk fungsi membidik (via viewfinder) dan menyampaikan hasil bidikan kepada Image Sensor (DSLR) atau pada Film (SLR). Progres tersebut dikerjakan secara reflexy (memakai kaca pantul yang terdapat didalam camera).

KAMERA SLR

Kamera SLR (single-lens reflex) atau Kamera refleks lensa-tunggal‎ adalah kamera yang menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas cahaya menuju ke dua tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder, sehingga memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti hasil fotonya. Hal ini berbeda dengan kamera non-SLR, dimana pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film, karena kamera jenis ini menggunakan jajaran lensa ganda, 1 untuk melewatkan berkas cahaya ke Viewfinder, dan jajaran lensa yang lain untuk melewatkan berkas cahaya ke Focal Plane.

Kamera SLR menggunakan pentaprisma yang ditempatkan di atas jalur optikal melalui lensa ke lempengan film. Cahaya yang masuk kemudian dipantulkan ke atas oleh kaca cermin pantul dan mengenai pentaprisma. Pentaprisma kemudian memantulkan cahaya beberapa kali hingga mengenai jendela bidik. Saat tombol dilepaskan, kaca membuka jalan bagi cahaya sehingga cahaya dapat langsung mengenai film.

KAMERA DSLR

DSLR adalah kependekan dari Digital Single lens Reflex. Dalam bahasa yang gampang, DSLR adalah kamera yang memanfaatkan cermin untuk mengarahkan cahaya dari lensa ke viewfinder. Viewfinder adalah lobang kecil dibelakang kamera tempat kita mengintip obyek foto. Kok ada kata single dalam kepanjangan DSLR, emang ada yang double? ada, namanya kamera TLR alias twin lens reflex, TLR adalah teknologi yang hampir punah.

Berikut bagian-bagiannya:

  1. Lensa

  2. Cermin Pantul (reflex mirror)

  3. Shutter

  4. Sensor

  5. Layar focusing

  6. Lensa condenser

  7. Pentaprisma

  8. Viewfinder

cara kera kamera dslr

Bagaimana cara kerja kamera DSLR

Secara keseluruhan proses kerja kamera DSLR terjadi sangat singkat, namun demi gampangnya coba kita pisah menjadi 3 tahap:

  • Saat kita mengintip di lobang viewfinder dibelakang kamera, apapaun yang kelihatan disitu adalah apa yang kan menjadi hasil akhir foto. Pantulan cahaya dari obyek foto masuk melewati lensa lalu menuju cermin pantul-(2) yang kemudian memantulkan cahaya tersebut ke pentaprisma-(7). Pentaprisma mengubah cahaya vertikal ke horisontal dengan mengarahkan cahaya menuju dua cermin terpisah, lalu masuk ke viewfinder-(8).

  • Saat kita memotret, cermin pantul/reflex mirror-(2) berayun keatas dan membiarkan cahaya terus maju dengan lurus. Shutter-(3) kemudian membuka sehingga cahaya tadi masuk ke sensor digital-(4). Shutter-(3) tetap akan terbuka selama waktu shutter speed yang ditentukan dan sensor-(4) akan terus merekan informasi cahaya. Kalau sudah selesai, maka reflex mirror-(2) akan kembali ke posisi awal sehingga cahaya dari lensa akan terpantul keatas dan kembali muncul di viewfinder.

  • Proses ketiga adalah proses yang terjadi di sensor digital-(4) dimana gambar diolah oleh komputer (processor) didalam kamera. Processor akan mengambil informasi yang terekam di sensor, mengubahnya menjadi menjadi format yang sesuai lalu menuliskannya ke dalam memory card.